Senin, 28 Februari 2011

Kertas Putih

kertas itu remuk.
tak lagi putih.
ia ternoda.
kertas itu pernah mencoba menyelipkan diri
di antara tumpukan kertas lainnya.
tapi ia tak tersamarkan.
semakin jelas ia terlihat di antara tumpukan kertas itu.

benci.
kertas putih itu telah kotor.
ia mencoba untuk menghapusnya.
ia hapus dengan karet penghapus
ia tambahkan coretan lagi di atasnya.
itu tak membuatnya bersih.
malah menjadikan ia makin kumal.

kertas putih ini frustasi.
tertiup ia kesana kemari.
mencari tempatnya yang layak.

orang2 berteriak keras padanya.
tempat sampau untukmmu!
tempat itu yang layak!

kertas putih kumal ini kian sedih
ia menyesal membiarkan tinta2 hitam itu menulisnya
menodainya dengan tinta permanen.
membuatnya di cap habis sebagai kertas kumal tak berharga.

angin adalah petunjuk hidupnya.
ia ikut saja kemana takdirnya mengombang-ambingkan dirinya yang ringan itu
kertas putih putus asa.

kertas2 lainnya tak ada yang tahu.
tak ada yang mengerti,
yang mereka lihat, kertas putih mencoba menutupi noda yang menutupinya di sudut dirinya itu.
kasihan kertas putih.
ia masih belum tahu apa arti ia esok hari.
lusa.
minggu depan.
ia masih menunggu di pinggir jalan,
menanti angin bertiup membawanya pergi.
bertemu cerita2 lain sambil menentukan arti dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar