Senin, 27 Desember 2010

Kemana cinta?

Kemana Cinta?

Kemana perginya Cinta ketika aku mengusiknya dengan hitam putih cerita yang tak lagi bersuara?

Kemana Cinta bersembunyi ketika tanganku menari di antara pita warna warni?

Kemana Cinta berlari ketika aku masih duduk di tepi rindu ini?

Kemana Cinta bertamu ketika aku menjemput hariku saat lembar-lembar daun tak lagi jatuh ke tanah?

Kemana Cinta pergi saat aku memeluk malam dengan gelisah?

Kemana Cinta??

‘n96un-261010

wisma intan #2

Minggu, 3 Oktober 2010.
Hari ini saya bangun dan benar-benar berniat mencari uang untuk sesuap nasi. Hah! Bersama teman-teman kos, yaitu Tikul, Cece, Boi, Ateu, dan saya semalam mengumpulkan baju-baju bekas layak pakai kami untuk dijual kembali di daerah Sempur. Setelah melakukan penyortiran, baju-baju disusun berdasarkan harga, dan menahan kantuk setengah hidup tapi tak bisa tidur karena rasa lapar yang lambat-lambat naik ke pusat sadar saya, kami pun kembali ke kamar masing-masing untuk menabung tenaga dan suara.
Hari ini, saya sih tidak bangun kesiangan. Malahan saya menyempatkan diri untuk mandi. Yah, karena semalamnya saya tidak sempat mandi atas anjuran si Pacar. Saya bangunkan personil-personil cantik ini dari tidur kebonya. Bangun untuk sholat subuh, membuka jendela guna menyambut malaikat Israfil yang membagikan rezeki dari Allah untuk kami. Ujung-ujungnya, kami pun kesiangan berangkat dari kos Wisma Intan ini. Perkiraan semula, kami berangkat setelah sholat subuh. Memang benar, kami semua berangkat setelah sholat subuh, lebih tepatnya sejam setelah sholat subuh. Alhasil, kami pun telat untuk datang berebut tempat untuk menggelar lapak.
Diawali dengan wajah-wajah yang sempat ditekuk tiga tujuh sebelas akibat kendaraan yang kami naiki menuju lapangan Sempur, tapi apa daya? Pesona kami satu sama lain begitu hebatnya sehingga saat melihat teman pun kami masih bisa tertawa. Alhamdulillah. Saat lapak digelar, barang dijajakan, alih-alih kami datang kesiangan, seorang ibu separuh baya datang melihat dan menawar barang dagangan kami. Hal yang menarik pun dimulai. Ibu yang tak kami ketahui namanya ini, sepakat kami sebut dengan nama Ibu Petuah. Mengapa demikian? Karena Ibu Petuah ini ketika melihat barang dagangan kami, dia akan berkata:
“Ya ampun, masih bagus begini, mending dipake ajaa, ngapain juga dijual?”
“Ini pasti dari orang tua kamu kan? Kok dijual sih? Sayang kan? Mending disimpen aja tuh.”
Kami pun menjawab asal-asalan:
“Yah Bu, buat biaya hidup Bu, Demi sesuap nasi yang tak lagi kami mampu membelinya.”
Atau
“Kasian nih Bu temen saya, udah hampir diusr dari kos gara-gara gak bayar kos 2 bulan Bu.”
Eh, si Ibu Petuah malah menjawab:
“Jangan mengurang-ngurangi apa yang udah ada loh. Gak boleh kayak begitu.”
Tiba-tiba aja, entah mengapa ucapannya seperti berbunyi “Jlebbh!” bagi kami berlima.
Tak lagi kami bisa berkata apa-apa selain:
“Ehe,, iya ya Bu ya?” dengan senyum-senyum miris yang tak lagi bisa kami sembunyikan.

Ketika Ibu Petuah itu pergi sebentar untuk mengambil uangnya, kami lantas saling melempar pandang, beristighfar, lalu mengucap hamdalah. Kemudian hingga selesai kami berjualan demi sesuap nasi pun, kata-kata itu terus kami ulang di saat salah satu dari kami mulai mengucapkan kata-kata yang mengecilkan nikmat Allah yang sebegitu besarnya. Subhanallah.
Alhamdulillah ya Rabb. Disaat seperti ini pun Engkau masih mengingatkan kami akan nikmatMu yang melimpah ruah. Mengajarkan kami agar tidak tamak, tidak selalu melihat ke atas, dan menjaga lisan kami dengan sebaik-baiknya. Betapa Engkau mencintai kami ya Allah. Dan kami pun mencintaiMu, dengan cinta yang terus bertambah dari hari ke hari. Walaupun cinta kami tak mampu menyaingi cintaMu yang sejati, izinkanlah kami mencintaiMu dengan segala apa yang Engkau berikan pada kami ya Allah. Mohon kuatkan, pelihara hidayah ini, nikmat yang tak sanggup ditukar dengan apapun di dunia ini. Maafkan segala khilaf kami ya Allah, maafkan segala tutur kata, keluhan, sikap kami yang tak baik padaMu. Jangan biarkan kami menjadi pengkhianat cintaMu ya Allah. Semoga apa yang kami lakukan hari ini dapat meraih ridhoMu selalu dan bermanfaat untuk orang lain. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Amin ya Rabb, Tuhanku yang Maha Keren.
Kami pun kembali ke kos dengan perasaan yang ringan, tenang, lega. Entahlah. Kata macam apapun tak bisa mewakili apa yang teman-teman dan saya rasakan. Saya puas. Saya bisa menikmati hasil jerih payah ini dengan teman-teman. Saya dan Cece lantas ke dapur untuk memasak makan siang dari hasil berjualan baju bekas kami. Menu siang ini adalah sayur asem dan oncom goreng. Sungguh, saya tidak melebih-lebihkannya, tetapi saya benar-benar senang, lega, dan bisa makan dengan tenang. Alhamdulillah. Saya masih bisa makan siang dengan baik padahal di luar sana masih banyak saudara-saudara saya yang untuk besok pun belum tentu menyantap makanan seperti saya.
Hari ini saya benar-benar diajarkan langsung oleh Allah tentang betapa pentingnya bersyukur untuk nikmatNya yang selalu diberikan pada saya. Saya jadi merasa malu pada diri saya sendiri. Malu akan tindakan saya selama 4 tahun ini yang benar-benar menghamburkan uang tanpa merasa bersalah. Benar-benar suatu kesia-siaan. Astaghfirullah. Sekarang saya harus lebih cermat, tekun, sabar, dan mampu melihat betapa banyaknya kasih sayang Allah dalam keadaan tersulit sekalipun. Ya, Allah ada selalu untuk saya. Saya percaya itu. Allah tidak pernah meninggalkan saya. Tidak pernah tidak mendengarkan saya. Saya tahu itu. Saya yakin itu. Bismillah.
“Dan nikmat Allah mana yang kamu dustakan?”
-Si Manisnya Allah-

cinta #5

Cinta begitu mudah ditemukan. Tak perlu kamu lari mencari. Tak perlu kamu tersedu meratapi.
Bahkan ketika Cinta tak sanggup berlari, janganlah menyerah. Karena Cinta punya cara untuk bergerak. Saat kaki-kakinya tak lagi mampu berpijak, Cinta akan mengembangkan sayapnya. Terbang jauh tinggi, meraih jemari yang selalu menebar kasih.
Bangkitlah saudariku. Bangkit!
Tengadahkan kepala, usap air mata. Kehilanganmu tak perlu disesali. Apa-apa yang hilang, akan selalu terganti. Apa-apa yang pergi, akan selalu kembali. Terganti dengan pelipur lara yang jauh berjuta-juta kali lebih baik. Kembali dalam bentuk yang berkali lipat indahnya.
Semua itu jika kamu percaya. Jika kamu mencari.
Dan jika kamu bertanya padaku,
Apa yang harus ku cari?
Cinta yang hakiki, saudariku. Cinta yang selalu menemani kita. Bahkan ketika kamu, aku, baru belajar bagaimana caranya menghirup udara dunia. Cinta yang tak pernah meninggalkan kita, bahkan saat kita menutup mata dari cahaya.
Cinta yang selalu memberi dan memaafkan. Cinta yang disampaikan pada tangan-tangan lembut Ibu yang membelai kita dalam biduannya. Cinta yang ada pada tiap peluh keringat Ayah ketika ia berperang menerjang siang dan kembali pulang.
Cinta yang menundukkan matahari, yang menggerakkan angin, yang menghidupkan tiap helai daun. Cinta yang menghiasi malam dengan indahnya bintang.
Cinta yang begitu besar untuk kita, jiwa-jiwa kecil yang pasti akan hilang.
Tahukah kau apa itu saudariku?
Cinta Allah.
Cinta yang Allah berikan pada tiap insan yang mendambaNya, yang mencariNya, yang merinduNya, yang mengucap namaNya. Begitu banyak bukti cintaNya, kasihNya. Bagian mana yang hendak kamu elakkan saudariku?
Ketika Allah mengujimu dengan rasa kehilangan. Sesungguhnya Ia ingin memberitahu kamu, bahwa apa yang kamu punya, yang kamu sayangi di dunia, akan ada masanya untuk pergi meninggalkanmu. Hanya Ia yang takkan hilang, takkan meninggalkanmu. Hanya Dia tempat kamu meminta dan berlindung. Kenapa? Cemburukah Allah? Tidak!
Ketika Allah mengujimu dengan rasa sakit yang kamu rasakan. Sesungguhnya Ia ingin mengajarkanmu, bagaimana caranya menjadi lebih kuat. Kuat untuk berjuang meraih ridhoNya. Kuat untuk bertahan menjadi pribadi yang dapat melindungi saudara dan saudari lainnya. Kenapa? Egoiskah Allah? Tidak!
Ketika Allah mengujimu dengan pengkhianatan. Sesungguhnya Ia ingin mengajarkanmu bagaimana cara menjaga kepercayaan. Bahwa memikul amanah adalah tugas yang berat untuk kita sebagai manusia. Juga supaya kamu tidak mengkhianatiNya dengan mengulang-ulang kesalahanmu. Kenapa? Jahatkah Allah? Tidak!
Sungguh tak ada kerugian bagi Allah ketika kamu berpaling dariNya. Itulah cara Allah mengutamakanmu. Itulah cara Allah meninggikan derajatmu. Ia begitu ingin kamu kelak dekat denganNya, berada di sisiNya. Begitu besar cinta Allah untukmu bukan?
Jika kamu berusaha mencari dan telah menemukanNya, maka kehilanganmu tak ada apa-apanya. CintaNya memenuhi hatimu, saudariku. Percayalah. Dukamu takkan lama hinggap. Sakitmu takkan lama bertamu. Allah menghapusnya dengan cinta yang lebih besar dan melimpah.
Ketika kamu berusaha meraih cintaNya, Ia akan memberikan cinta dan kasih semesta alam untukmu. Dapatkah kamu menghitungnya, saudariku?
Maka, janganlah kamu bersedih saudariku. Percayalah, Allah telah menyiapkan banyak hal terbaik untukmu. Bangkit dan tersenyumlah! Hamasah!

Selasa, 02 November 2010

salam Cinta untukMu ya Rabb

saat rindu membuncah..
tanya pun melimpah ruah..

...saya bukan sempurna..
..saya juga bukan si hina..

saya cukup adanya..
tidak kurang dan tidak lebih...

lagi,,
pahit seperti adanya..
tapi rindu tetap membuncah..meluap...

maka kujemput cinta sejati di penghujung salam..
salam cinta tak terkira..terlahir dari syukurku pada Mu ya Rabb..
kujemput cintaMu..
kuraih kasihMu..
kurindu sisiMu..

si tak sempurna dan bukan si hina ini masih mendambaMu..
akan selalu..
........

Ya Rabb..
Engkaulah sungguh kekasih sejatiku...
yang takkan meninggalkanku,,yang takkan menyepikanku..
selalu meninggikan derajatku..selalu meningkatkan cintaku..

maka..pe;liharalah hatiku ya Rabb..
kutitipkan ia,,hingga batas waktu yang Kau tentukan...

ketika Allah menjawabku..

..rindu..hitam..pekat..

rindu...rindu...rindu...

Jumat, 01 Oktober 2010

Maher Zain attacks!

Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan saya di hari itu.
Hari saat saya tidak memiliki rutinitas yang menyita waktu saya, saya juga tidak disibukkan dengan segala kehedonan yang biasa saya lakukan.
Hari itu, secara tiba-tiba saja, kamar saya menerima kunjungan teman depan kamar yang mengaku sebagai wanita dengan kekerenan parah dan tak tertolong, Cece. Setelah kami tertawa-tawa dan mengalami kejadian mati suri menonton klip video Super Junior, tiba-tiba Cece bertanya tanpa basa-basi, “kamu tahu Maher Zain gak Cum?”
Saya yang ditanya hanya bisa geleng-geleng kepala sambil berpikir, makanan apa lagi tuh? Maklum, perut saya sudah meronta-ronta minta jatah harian.
“Lagu nya bagus-bagus Cum. Dakwah Islam, penyanyinya Turki2 Amerika gitu. Iiih, Cece jatuh hati sama dia Cum!” ujarnya beruntun.
Saya pun mengernyitkan dahi sambil bertanya-tanya di dalam hati, ni temen gak tahu kali ya gue cewek kayak apa? Dengerin lagu aja yang ajeb2.
Berhubung laptop Cece has its period, jadi Cece pun meminta lagu-lagu itu ke Cut, temen kos seberang lorong.
Tak lama kemudian, lagu pertama dan berikutnya pun didengar dan dibaca pula liriknnya.
Then, suddenly….it came. Intro lagu bernuansa R&B dimulai, sebelum penyanyi bersuara, saya membaca lirik pertama lagu ini.

“We were given so many prizes
We changed the desert into oasis
We built buildings of different lengths and sizes
And we felt so very satisfied
We bought and bought
We couldn’t stop buying”

Refleks, makian kasar kontan keluar dari mulut saya sambil menunjuk-nunjuk layar laptop saya. Sejurus kemudian saya berujar “Astagfirullah..”
Cece bingung, “Kenapa Cum?”
“Liriknya Ce, menampar mukaku!”
Cece terdiam. Saya terdiam. Mengikuti alunan lagu Abang Maher yang semuanya benar2 menusuk di tempat yang tepat. Hingga sampai pada lirik:
“My dear brother and sister
It’s time to change inside
Open your eyes
Don’t throw away what’s right aside
Before the day comes
When there’s nowhere to run and hide
Now ask yourself ’cause Allah’s watching you
Is He satisfied?
Is Allah satisfied?
Is Allah satisfied?
Is Allah satisfied?”
Subhanallah!
Pilu hati saya. Mata Cece dan saya berkaca-kaca. Kami hanya bisa berpandang-pandangan, lalu memanggil nama satu sama lain dengan nada suara yang mengenaskan. Saya segera keluar kamar alih2 ke dapur, mencari feel yang berbeda dari dalam kamar saya. Ketika saya kembali masuk ke kamar, Cece berujar “Cum, Cece baru ngeh lirik awalnya. Dalem. Huaaa!!”
Histeris kami bersama. Melihat apa-apa yang telah kami perbuat hanya untuk memenuhi kepuasan kami saja.
Betapa Allah menyayangi kami, Allah mengingatkan kami, memberikan kami kesempatan dan suasana hati yang pas untuk memudahkan hati kami menerima peringatanNya yang indah itu.
Segera, saya memberi tahu orang-orang terdekat saya untuk mendengarkan lagu Awaken ini. Via jejaring sosial pun saya lakukan karena hari itu hati saya benar-benar tergugah. Malu pada diri saya sendiri. Malu karena saya belum bisa mencoba mencintai Allah dengan sepenuh hati. Masih mengkhianati Allah yang melimpahkan begitu banyak cintaNya pada saya. Saya malu. Benar-benar malu.

Awaken
By: Maher Zain
We were given so many prizes
We changed the desert into oasis
We built buildings of different lengths and sizes
And we felt so very satisfied
We bought and bought
We couldn’t stop buying
We gave charity to the poor ’cause
We couldn’t stand their crying
We thought we paid our dues
But in fact
To ourselves we’re just lying
Oh
I’m walking with my head lowered in shame from my place
I’m walking with my head lowered from my race
Yes it’s easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves
We were told what to buy and we’d bought
We went to London, Paris and
We made show we were seen in the most exlusive shops
Yes we felt so very satisfied
We felt our money gave us infinite power
We forgot to teach our children about history and honor
We didn’t have any time to lose
When we were.. (were)
So busy feeling so satisfied
I’m walking with my head lowered in shame from my place
I’m walking with my head lowered from my race
Yes it’s easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves
We became the visuals without a soul
despite the heat
Our homes felt so empty and cold
To fill the emptiness
We bought and bought
Maybe all the fancy cars
And bling will make us feel satisfied
My dear brother and sister
It’s time to change inside
Open your eyes
Don’t throw away what’s right aside
Before the day comes
When there’s nowhere to run and hide
Now ask yourself ’cause Allah’s watching you
Is He satisfied?
Is Allah satisfied?
Is Allah satisfied?
Is Allah satisfied?
Oh
I’m walking with my head lowered in shame from my place
I’m walking with my head lowered from my race
Yes it’s easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves

Sekitar pukul 4 sore, teman-teman kos lainnya pulang dari perantauan masing-masing guna mencari sesuap nasi (lebay). Saat mereka berkumpul di kamar saya sambil menyantap makan malam bersama, kami perdengarkan alunan lagu abang Maher ini. Sesaat saya merasa bersalah kepada Boi. Nafsu makannya berhenti seketika saat saya bercerita tentang liriknya. Namun, tak berapa lama kemudian saya kembali bersyukur. Mengapa? Karena ketika satu mulut berkurang, maka itu berarti saingan hidangan makan malam pun berkurang! Dasar anak kos! :-p

Jumat, 13 Agustus 2010

menjelang 19 Austus 2010..hrrr

sperti yang diketahui khalayak ramai mengenai pengumuman dahsyat yang terpampang di mading ajmp fakultas, bahwa:

Anggun Desmagianti Haryaningtyas
b04060485
UASKH tanggal 19 Agustus 2010

jreng..jreng..jreng...
mata orang2 terbelalak..
seakan tak percaya,, bagaimna mungkin tim penelitian patologi tahun ini memecahkan rekor tidak lulus belakangan..hancur sudah hipotesa penelitian di patologi bakalan bikin lw lulus belakangan...

persiapan menuju 19 ini bagaimana?
jangan ditanya!
w udah berusaha sangat keras...penuh peluh keringat, dan kadang lidah ber-panting ria mengeluarkan panas dari dalam tubuh,,,(busyeng)
gue pinjem diktat2 kuliah fisio, cunningham, guyton, endo dan ekto, semuaaa yang hilang dari gue..
(baru inget ikk dan itr belum ku pinjam)
dan itu tumpukan buku berakhir di kos an..dimana, sekarang udah gw tinggal balik ke rumah..

persiapan di rumah?
susu 2 krat, cemilan, buah2an,
untuk apakah itu semua?
yaa untuk gemukkin badan..
belajarnya?
jangan tanya!
gue gak kalah hebatnya dengan para mahasiswa berprestasi itu.
dari bangun hais saur hingga waktu dzuhur, udah gw pantengin tuh komputer!
ngapain?
ngapain lagi kalo bukan facebookan, maen zoo paradise, liat2 blog..

tapi adakalanya kokotak gue yang kram ini menjadi benar adanya.
semalam buktinya, gw searching perkembangan2 terbaru dari unggas peternakan pada 2010.
yaa,, dapetlah,,dan gw rasa itu cukup lumayan..
hmmm...

sidang..sidang..sidang...
dan tiba2 gue teringat!
astagfirullah!!
perbaikan draft skripsi yang harusnya guw ambil dari dosen ps gue untuk disisipkan ke map ajaib itu (berisi draft openilaian sidang yang dikrim ke dosen2 penguji) belum gw ambil!!!

bismillah aja dah..
apa guna punya daya pikat menarik? kalo gak bisa jawab akan gue keluarkan jurus terampuh cumi termehek2..
dengan bibir yang agak bergetar2 gimana gitu, suara yang sedikit serak dan mata yang akan berkaca2..gue akan bilang: maaf bu saya lupa jawabannya..

dziiing.....

puasa hari kedua di kos an..

12 Agustus 2010..
berlokasi di wisma intan terasoyy..

alkisah, wisma intan yang dulunya sepi, sekarang penuh penghuni, bejibun ajibnya, dan tak kalah eksotiknya ma yang di kebon binatang..! (maksud loe cum??)

pukul dua dini hari, di saat mata gw mule terpejem, karena seharian panik nurusin pendaftaran sidang..
sekelompok anak muda yang masih ingusan (disinyalir berjalan sambil membawa segulungan tissu dan ingus yang up and down) tetabuhan gak asik (menurut gw) keliling kampung. dan kebetulan jam 2 itu, mereka-mereka yang konon berguru ilmu kalong pada mbah kedondong di pinggir jembatan stopping by depan kos an..which is di bawah jendela kamar gw!

kenapa gw bisa mengambil kesimpulan seperti itu? karena...suara mereka kenceng banget!! kuping gw yang udah gak digali lobang selama 3 bulan lamanya, yang udah ketutup kotoran yang mungkin laku kalo dikiloin ini pun masih bisa mendengar teriakan mereka ngebangunin penghuni wat sahur.

tiga hal baik yang gw tahu dari hal ini adalah------------> loe bakalan tahu kenapa gw ngomg gini..next..:
1. ilmu kalong mbah kedondong mereka maknyoss..bisa gw tiru pas belajar sidang atau ngerjain laporan koas
2. niat mereka yang sebegitu baiknya ngebangunin penduduk (tanpa tahu sebenarnya penduduk dengan jeritan hati yang menusuk relung jiwa... pengen banget ngebanjur mereka pake aer lima ember)
3. mereka bisa jadi suporternya brandon pas di imb atau sekalian ikut gong show dengan kategori "kelompok ngebangunin orang sahur paling gigih dan tak gentar!"

lagiaaan,,,
tau gak cara mereka ngebangunin tuh kayak apa?

------->>dak duruduk duk,,(gebukan yang gak beraturan entah apa yang digebuk)
"teeehh bangun teeeh!!sahur teeeh!!! sahur teeh...!!"
berulang kali..

2 menit kemudian....

suasana kos gw masih tetap hening..begitu juga kelompok bocah2 kalong itu,..
mungkin mereka mengharapkan ada lampu yang tiba2 menyala, atau kepala yang nongol dari jendela yang tiba2 terbuka dan ngejawab "iyaaa!!"
tapi suasana wisma intan masih saja sunyi seyap..
dan mereka pun kembali berteriak..
"wooooi..teeh!!bangun dong!!! sahur niyh!!! woi teeh!!! buset daaah!! teh bangun teeh!!"

dan teriakan terakhir mereka beserta gebukannya itulah yan bikin gw kesel..
hrrr...
selagi mata gw terpejam, gw ngebayangin..
gw bangun, ke kamar mandi, ngegotong ember berisi aer, trus gw banjur dari jendela..
dan mereka akan berkata:
"wah,,teteh cantik banget abis bangun tidur, mau lagi dong teh banjurannya"
dengan mata yang berbinar2 dan tangan terkepal di dada..
dan gw pun berteriak...
"tidaaaaaaaaaaaaak!!!!"

hah..hah...hah...
gw pun benar2 terbangun dan beristigfar..
buka karena khayalan tentang apa yang gw lakukan ke mereka2 murid mbah kendodong itu...tapi,,
gw ngebayangin gimana sulitnya gw menghindari cegatan2 fans2 fanatik gw itu di setiap tikungan jalan mau berangkat ke kampus...ooh...tidak!!

------------------------------------end----------------------------------------------

Minggu, 08 Agustus 2010

satu..

A

Braak!!!
Ku banting pintu kamar di belakangku. Masih dengan posisi tegak berdiri, ku tutupi wajahku dengan kedua tanganku. Air mata tak terbendung mengalir begitu saja. Hancur sudah. Tak bersisa semuanya. Tak layak lagi aku dicinta.
Kubiarkan panggilan teman-teman kos ku di depan pintu kamarku. Tak akan pernah bisa kuceritakan ini pada mereka. Tak akan.
“Adinda..!”
Tok..tok.tok..
“Dinda..Din, ayo dong buka pintunya.”
Tok..tok..tok…
“Ndot, buka napeh? Kenapa lu? Dateng-dateng dah banting sana banting sini. Aduh! Sakit tahu!”, seru Lin sambil menatap Mila galak.
“Lu ngomong ati-ati dong, Lin! Si Dinda lagi mewek lu ngomong gitu. Mana mau dia buka ni pintu.”, bela Mila sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Dinda.
“Tu anak kenapa lagi sih Mil? Berantem lagi sama pacarnya? Heuuh..masih betah aja tuh Dindot ma tuh buaya. Perlu gak kita bilang kalo waktu itu kit…”, ucapan Lin terpotong.
“mmm…auun..ehmm”, Lin mencoba bicara.
“Jangan! Gila apa lu? Hati-hati ah, jagalah perasaannya Dinda dikit.”, omel Mila.
Kreek..
Suara pintu terbuka. Dinda mengintip dari balik pintu kamarnya.
“Apa yang perlu aku tahu tapi menurut kalian sebaiknya tidak?”, tanya Dinda penuh selidik.
Mila dan Lin saling bertukar pandang. Lin mengangkat bahu.
“Gue gak ngerti apa yang lu omongin Ndot.”, sambil melirik Mila.
Mila yang menangkap maksud Lin menegaskan jawaban Lin, “Iya gak ada apa-apa, tadi gue Cuma mau bilang sama lu. Lin sekarang dah pinter massage muka ma punggung. Hasil magangnya sukses banget gitu Nda. Jadi kalo muka lu keliatan bengep abis nangis, yaa…coba aja di pijet-pijet ma Lin. Hitung-hitung, facial ala kos an lah.”
Dinda menatap Lin dan Mila bergantian. Sepasang manusia yang ditatapnya tampak mengkeret di depannya.
Lin berbisik, “Busyet dah, tampangnya kayak singa kelaperan.”
Duk!
Kaki Mila menendang kaki Lin pelan. Lin meringis kesakitan.
Dinda pun membuka suara, “As you both know, Mila doesn’t good when she lie.”
Braak!!
Pintu di hadapan Mila dan Lin terbanting lagi.
Lin menatap Mila geli, “Kayaknya lu kudu ambil mata kuliah 3 sks lagi Mil”, ujarnya sambil melenggang pergi ke ruang tamu.
“Maksud lu? Ogah amat, seminar gue tahun ini. Mata kuliah apa pula?”, Tanya Mila.
“Ngibul. Biar gaya bohong lu oke dikit.”, jawab Lin tengil.
“Oh ya? Dosennya siapa kalo gitu?”, lanjut Mila.
“Pak Bohong yang tahun lalu nikah sama Bu Tipu dan memiliki sepasang anak kembar bernama Bohong membohongi dan Tipu menipu. Konon sepasang suami istri itu berasal dari Negara Fitnah nan Keji dan Mungkar.”, celoteh Lin yang langsung ditanggapi Mila dengan lemparan bantal tepat di wajahnya.
“Gelo bin garing. That’s you!!”, sahutnya.
Keduanya lama terdiam sambil menonton televisi yang gak jelas iklannya. Gak tahu garuk-garukan, tarik-tarikan, tonjok-tonjokan? Yang jelas bukan cium-ciuman. Ya udah disensor lah samalembaga sensor kalo ada iklan kayak gitu!
“Gue tetep ngerasa bersalah. Gw rasa Dindot perlu tahu apa yang kita lihat kemarin di depan fakultas Mil.”, kata Lin pelan.
“Jangan sekarang Lin. Kasihan Dinda. Gue tahu lu gak suka Putra memperlakukan dia seperti itu. Tapi gak sekarang. Satu lagi. Ralat! Bukan kita, tapi lu.”
“She deserve for someone better, Mil. She’s perfect!”
“Tahan emosi lu Lin”
“Awas aja tuh Putra. Sekali depan mata gue dia bikin Dindot lebih parah dari ini, jurus taekwondo sabuk merah gue dah siap buat matahin giginya itu.”
“Kalo gue jadi Putra, dengan senang hati deh gue. Secara ngehemat uang berobat ke dokter gigi. Hahahaha…”
“Serius Mil. Putra dah keterlaluan. Bukan gue aja kali yang ngeliat ni depan mata. Lu tanya aja temen-temen yang lain. Terang-terangan gitu Putranya ngelabain Dinda!”
Mila terdiam. Dia tahu pasti kebenaran itu. Hanya saja, dia juga tahu, sama seperti yang teman-teman fakultasnya ketahui. Betapa besar rasa sayang Dinda pada Putra yang tak dibalas dengan hal serupa. Hal itulah yang membuat ‘pemandangan-pemandangan’ busuk di depan mata itu menjadi rahasia publik. Komunitas fakultas khususnya. Semua teman menutupi hal itu dari Dinda.
“Hhhh, tugas kita hanya ‘mengangkat’ Dinda ketika ia jatuh dan menguatkan dia dalam pilihannya. Dinda gak akan lama bertahan seperti ini Lin, yakinlah itu. Batas kesabarannya akan segera habis.”, jawab Mila pelan.
Aku tahu, kamu sayang dia. Bukan. Kamu cinta dia. Demi dia kamu rela ngapain aja Din. Tapi kuharap semua itu masih pada batasnya.
Keduanya pun beranjak ke kamar masing-masing.
Selamat malam sahabatku. You’re so lovable for everyone. Not like me. Semoga semuanya akan baik-baik saja.
Tanpa mereka berdua tahu, di balik pintu kamar itu. Dinda duduk meringkuk, mendengar semua pembicaraan mereka. Air mata mengalir, tangannya menahan rasa nyeri di dadanya. Menyesakkan. Bodohnya aku, ujarnya dalam hati.
--------------------

L

“Fiuh, teriknyaa..”, keluh Lin sambil berusaha menutupi sebagian wajahnya sebisa mungkin menggunakan map biru yang ia pegang.
“Tahu gini, gak mau deh gue nerima ajakan tuh cowok buat lunch bareng. Udah bokek, kecele, gosong gini. Huft.”, keluh Lin lagi. Orang-orang di sekitar Lin celingak celinguk mencari lawan bicara Lin atau kadang curi-curi pandang hanya untuk memastikan apakah Lin mengenakan headphone-nya. Si tersangka yang telah menebarkan pikiran-pikiran aneh bin buruk di kepala orang lain ini malah tetap cuek sambil berjalan dan menendang apa saja disekitarnya. Batu, gelas plastik kosong, gumpalan kertas bekas, kucing, orang lagi duduk, mobil…oke..oke..tiga hal terakhir emang cuma dramatisasi aja . Lin benar-benar disibukkan oleh pikirannya sendiri mengingat kebodohannya 1 jam yang lalu.
“Hai, sori. Lama ya? Udah lama nunggunnya? Mau pesan apa?”, Tanya lelaki di hadapannya yang baru saja datang. Lin terperangah, lamunannya buyar.
“Oh iya, baru pesen cappuccino aja kok. Belum makan. Nungguin elo nih. Kemana aja Pak baru datang? Hampir karatan gue nungguin elo.” Jawab Lin dengan pertanyaan lagi.
“Wah, macet di jalan. Ada meeting dulu bentar, terus temen kuliah pasca ada yang minta dibantuin tugasnya jadi sempet mampir ke kampus juga tadi. Duh, maaf banget ya. Saya jadi gak enak.. saya traktir deh. Mas!”, ujarnya seraya memanggil mas-mas kafe.
Lin mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk menatap lelaki itu lekat-lekat. Gila, cakep banget sih lo, serunya dalam hati.
“ Lin? Halo Lin? Lintaang?” panggil lelaki itu sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Lin.
“Ups! Iya, maaf-maaf. Ada apa Luk?” jawab Lin gugup. Ketahuan deh gue ngeliatin dia, pasti dia dah mikir yang macem-macem nih, runtuk Lin.
“Mau pesan apa?”, tanya lelaki yang bernama Luki itu (yaelah mbak, bilang kek dari tadi, pembaca penasaran tahu!)
“Ehm, sama deh kayak elo aja Luk”, jawab Lin masih dengan wajah yang setengah memerah.
“Oke yang tadi dua porsi aja ya Mas.” Ujar Luki pada mas-mas kafe. Mas-mas kafe tadi cuma angguk-angguk aja denger pesenan Luki, sambil menatap Lin geli. Tatapan mas-mas kafe disahut Lin dengan pandangan hendak menerkam. Jadilah sekian menit yang singkat itu acara pandang-memandang antara Lin dan mas-mas kafe.
“Gimana kampus Lin?” Tanya Luki.
“Dosen-dosen yang jenggotan, udah pada cukur jenggot, yang belum jenggotan sekarang udah jenggotan, trus kambing di belakang yang kemaren belum mandi sampai sekarang juga belum mandi-mandi. Nungguin lo dateng baru mereka pada mau mandi, kan elo yang mandiin.”, jawab Lin asal.
“Yee, kan yang saya maksud bukan itu. Ada perkembangan apa kek gitu dari mahasiswa mahasiswi baru?”
“Mahasiswa apa mahasiswa?” selidik Lin.
Luki yang ditanya hanya nyengir-nyengir kuda, walaupun gak ada kuda yang seganteng dia. Soalnya masih cakepan kuda sih! Lho??
“Nothing tuh Luk. Sori, sibuk ngurusin skripsi jadi gak ikut jeng-jeng rumpian lagi.” Sergah Lin.

Senin, 19 Juli 2010

bersama zuzu hari selasa di lab patologi

setelah gue berkali-kali sms zuzu..
berkali-kali nelpon zuzu..tak ada respon dan tak dianggapnya..(gue patah hati)
akhirnya...dia menjawab telpon gw juga.
huh,,ternyata, printernya rusak..

ya sudah tak apalah gue pikir.
gak tahunya, dosen yang gw dan zuzu nanti telah berpaling...ralat..maksudnya telah meninggalkan kursi kebesarannay di balik komputer lab yang gede itu. ck!
zuzu pun memutuskan untuk ngambil poto di lab histpat lagi. fiuh, gue temanilah dia, karena guenya juga gak ada kerjaan.
tapi, zuzu bilang, belum nulis nama wat ngelab di situ. aih..hari gini?? please deh..ask me dum..

tips n trik wat ngelab tapi lw belum daftar:
1. jalan perlahan di depan lab dan tengoklah keadaan lab.
apabila :
a. pintu lab tertutup dan tak ada orang di dalamnya, 80% tak ada pengguna mikroskop di dalamnya. (lanjut ke langkah 2)
b. pintu lab terbuka, maka ada kemungkinan mikroskop lagi dipKe atau conference nya yang lagi dipake. so..tengoklah ke dalam, speak2 dikit sambil liat papan..kalo jadwal kosong jam ini, tulislah nam lu disitu.

2. langsung jalan ke sekret lab itu, dengan muka yang percaya diri berkatalah : "mbak,mau moto,"
dan sang mbak akan menjawab :"udah nulis belum."
lagi2 dengan muka percaya diri jawablah: "udah mbak" atau "temen2 bilang udah"
pas kuncinya diambilin, dan kameranya dikasih, lu langsung ngacir dengan langkah hati-hati
ekspresi muka tolong jangan lupa dikontrol (takut ketauan girang biz ngebohongnya sukses)
cepet2 buka pintu lab, cek jadwal,dan kalo jadwal kosong....
LANGSUNG LU BOOKING TUH JADWAL..
jangan tanggung2,,booking 4 jam sekaligus aja..!!!

sip..sip..
dan disinilah gue. menemani temen gue ngelab dengan cara yang gue anjurkan...
well..
"secara gue kadal..pasti jagonya ngadalin orang hueueueueue"

Jumat, 02 Juli 2010

My confessions..

Orang-orang pasti bnyak yg udah pernah bohong..tapi gak setolol kebohongan2 gw ne,cekidot:

01#
Gw bohong sama temen gw sendiri. Paz gw nginep di kosnya,gw numpang mandi. Karna gw ga bawa sabun+sampo,gw pake lah tu yang ada di kmar mandinya.
Ternyata tu pny sepupunya. Paz tmen gw nanya,gw gelagepan ngmg..ga enak gtu. Pdhl tu ya,aroma kmar mandi dah harum ma bau khas tu sampo+sbun.
Malahan..gw menutupi kebohongan gw dg berkata 'liat sampo sachetan gw di kmr mandi lw g?
-ngekngoook-
Gw yakin,tmen gw tau kalo gw ngebohong..hadoh

02#
Gw janjian nonton ma mantan gw. Gw blg ma co gw bdua tmen gw,cewek..
Sepanjang nnton di bioskop,co gw sms yg g pnting cm wat ngecek kbradaan atw kbr gw. Ntahlah, maybe he got some bad feelin's

03#
Semester 4-7 gw pernah jadi peje matkul. Gw dikasi tanggung jawab megang uang bku praktikum tmen2 skelas. Parahnya, gw tu lupaan..ada yg kecatet,dan ada yg gak. Bbrapa tmen kdg ad yg jahat blg udah byr.jd paz gw itung,ad aj yg kurang. Dosen gw berkali-kali nanyain. Cuma,gw gak mungkin blg kalo gw t lupa! Jd dgn muka bo'ong gw blg 'sbgian msi di pje satunya Pak'
Haduh,maap y pak dosen,saya ga tau mw ngmg ap lg

04#
Paz gw SMA kelas 1,pnykit smbelit gw mulai muncul. Akibatnya gw sering bgd kentut di kelas gara2 susah BAB. Pernah gw gak BAB 5 hari. Gw kentut dah,bunyinya udah gw stel silent mode jd 'pesss'. Krn gw tau,kalo gw diem di tempat,tmen2 bs nglacak sumber bau yg ampun2 an itu, gw jalan lah ngelilingin kelas dr meja ke meja. Alhasil: 1 kelas tercemar! Dan gw pura2 kebauan jg,pdhl mah gak. Org gw yg di depan arah buang gasnya..wkkk..maaf tman2

The old Me

Aku kira,ketika dia berpamitan -ku kira itu maksud kedatangannya malam itu- aku bisa menemukan jawabanku saat aku melihatnya. Setelah 1 bulan tidak bertemu, dipisahkan kesibukan masing2, aku merasa kalau dia bukan orang yang ku pilih 2 bulan yang lalu. Rasa itu lenyap begitu saja. Aku tidak melihat sisa-sisanya.

Aku berpikir ini karena terbiasa saja sementara karena dia tidak sesering itu menghubungiku 1 bulan ini,tapi kenyataan yang aku temukan berbicara lain.
'lw punya pacar bukan untuk dipamerin kan mi?'
'gw tw bgd lw bkn cewek yang bisa dicuekin ma pacran jarak jauh..'
Teman-temanku berkata demikian. Aku mencoba tidak mendengarkan mereka. Tapi, di dalam hati, aku merasa lelah dan kesepian. Di saat cewek2 lain bisa minta tolong untuk ini itu pada pacarnya, i'm doing it myself. Awalnya biasa,tp kelamaan...lelah..
Apa bedanya antara punya dan tidak punya pacar kalau seperti ini?
Kemudian aku bertanya lagi pada diriku..
'apa yg kmu cari? Knp pengin pcrn?'
Aku diam..

Aku haus perhatian. Wanita mana yg tidak? Aku butuh orang untuk ku andalkan. Wanita mana yg tidak?
Butuh pertolongan dari ksatria kuda putihnya. Wanita mana yg tidak??

Then, i've got the conclusion..
I think, he's not the one...
Oouuch!
020718#

Kamis, 24 Juni 2010

surat cinta #4

dear kk,,
feeling aku gak bagus bnget malem ni.
pas ku tanya "ada yang mau kk ceritain gak?"
karena aku ngerasa, kk ngebawa berita buruk wat hubungan kita.
aku takut ka, tapi aku juga berharap ketakutanku menjadi kenyataan..setengah tapi.

aku lagi di posisi ragu untuk maju atau mundur..
aku ragu menentukan langkah, apakah aku di dalam, atau di luar ??
aku sayang kamu

kamu ada untukku saat ini.
kamu bisa ngebuat aku lupa hal2 yang lalu..dan tentu saja..kamu bukan penghapus ka.
haha

tapi kamu yang ngisi hati ku sekaran..
aku cuma pengen kamu tahu,
seperti apa pun yang terjadi sebulan ini tanpa kamu di sisi aku menemani,,
janji ku masih kupegang erat..dan kamu masih bisa mempercayai aku..

aku nunggu kamu di sini..
di Bogor,,kota hujan pengirim banjir ke jakarta.
selamat malam kk,,
nice sleep tonight..
kutitipkan salam sayang dari Pamulang..
mudah2an cepat sampai ke rumahmu di Medan (sana lagi)..

surat cinta #3

dear wie,,
baru aja aku buka2 facebook-ku.
aku liat upload-an foto ka nina di page-ku..
f-r-i-e-n-d-s albumnya..
menggigit sangat rasa sakitnya..
aku belum bisa melepasmu ternyta..
separuh hati ini masih milik kamu..berat ku akui tapi nyata adanya..
aku ma kamu aja pas pacaran cuma sekali foto berdua,,itu jug kepepet,,
2x sebelum itu pas kita jalan2 ke curug ma di belakang fkh..

aku sakit hati liat kamu ma dia..foto bareng..tersenyum senang, mata kamu nunjukkin kebahagiaan sangat..aku masih berharap kalo yang di samping kamu itu aku.
walau aku di cap ga waras ma temen2ku,,tapi aku pengen kamu tahu itu..

hhhh..
kenapa ya aku wie?
aku tahu menyayangimu cuma menyakiti hati aku..
tapi kenapa aku gak bisa ngindarin ini wie?
kamu aja gak mikirin aku!
kenapa aku masih terjebak di kamu?
aku gak suka ini wie,
aku gak suka situasi ini..

aku pengen kamu!
gak bisa..ga bisa ga ada kamu
kamu yang paling tahu apa maksudku tu
tapi kamu tetep ninggalin aku
tega kamu wie,,

tapi sikap jahatnya kamu ke aku tu gak ngebunuh sayang itu!!!
aku cuma bisa pura2 gak tahu..
pura2 gak ngerasa itu
tapi perihnya..
sakitnya..
gak bia dibohongin..
wie,,masih adakah aku di hati kamu?


aku juga pengen bahagia wie..tunjukkan caranya...kumohon,,bawa ingatan ini pergi jauh dari aku...
aku berharap..besok pas aku bangun..
ingatan tentang kamu, juga rasa sayang ini..menguap begitu saja..

'kutitipkan, kuselipkan perih ini pada lelah di penghujung hari. kan kuletakkan di sana, tersapu waktu dan terbawa ntah kemana. dan akan ku berikan tempat itu sepenuhnya, untuk ceria yang menungguku pagi ini'

surat cinta #2

dear wie,,
hari ini aku inget kamu.
hari ini aku inget gimana aku bisa sayang kamu.
dan aku juga inget gimana kamu ngebuang rasa sayang aku.

kemarin2, aku bilang..aku gak rela ngelihat kamu bahagia.
aku bilang kamu bakal ngerasa yang lebih parah dari aku.

tapi, hari ini aku tahu,
aku ingat,
awal aku sayang kamu..
aku memutuskan untuk menyayangi kamu karena kamu mirip dia..
cara kamu tertawa..
memperlakukan aku,
menghiburku,
dan saat itu kamu ada ketika dia pergi..kamu mengisi kekosongan itu dengan cara yang begitu tepat..
hingga akhirnya aku melihat kamu sebagai wie..bukan dia..

aku pengen memiliki kamu, gak mau kehilangan kamu..
karena aku gak bisa memiliki dia.
aku gak mau kehilangan kamu dengan cara yang sama saat aku kehlangang dia.
dan aku bisa gila karena itu.
hampir gila saat itu.

tapi aku tahu.
di saat kamu bersama ku
bukan aku yng ada di matamu, di hatimu, juga di pikiranmu.
kamu tidak bersamaku bahaknsaat kamu disampingku.
aku gak mau itu terjadi,
walau aku udah nyakitin diri aku sendiri, tapi aku gak mau kamu merasakan luka yang sama.
baru aku sadar, kamu membuat aku kembali sayang sama kamu.

ku pengen kamu bahagia. tamparan terakhirku malam itu,
bentuk penyesalanku yang menahan kamu terlalu lama bersamaku.

terkadang, sekarang aku inget kamu,
menyesal?
sedikit..
tapi aku tahu kamu bahagia...
dan karena itu pula..
rasa sayangku berada pada tempat yang tepat untukkamu..
luv u, wie...
maaf untuk semuanya..

surat cinta #1

dear moka,
hahaa,,ekspresi kamu pasti langsung aneh ngeliat ini. moka..moka..
maafin aku ya,
masih ada di antara kalian. bukan mauku. tapi aku butuh kamu.
apa kamu ngerasa begitu?
aku tahu, kita gak mungkin bareng-bareng
4 tahun bukan waktu yang singkat untuk dilupain..
saat aku jauh, kamu datang..saat kamu jauh, aku yang datang.
aku minta maaf juga wat perempuan itu.
aku tahu bagaimana menjadi dirinya.
tapi aku butuh kamu.
kamu yang akan selalu ada wat aku.
selalu kamu, moka.
walaupun untuk jemput aku ke bogor, untuk ngebenerin komputer aku yang selalu rusak.
kayaknya gara2 itu, kamu udah jadi tukang service komputer pribadiku, hehehe
aku gak pernah lupa kata2 kamu..
"aku sayang kamu, akan selalu berusaha ada saat kamu butuh aku."
hubungan seperti ini, udah nyakitin banyak orang, moka.
sadarkan kamu?
berapa pacar aku, berapa pacar aku yang kenal kamu dan aku?
hampir semua!!
dear moka,
udah saatnya kita harus move on.
kita gak boleh ada di lingkaran ini.
kita harus bisa menjauh.
aku tahu kita dah pernah nyoba.
kita coba lagi
100x lebih kuat
1000x lebih kuat
10000x lebih kuat..
terus..gandakan kekuatan itu.
aku sayang kamu.
kamu memang tak terganti
tapi kita gak bisa memiliki.
ini udah jalan kita. moka.
udah jalan kita adanya.


kulepas kamu hari ini..
semoga kamu bahagia..dan aku pun begitu.
bye lupin..

platonik..

aku gak mau jadi kugy atau keenan..
tapi tak kupungkiri, ketertarikan itu ada.
perjanjian itu ada karena aku yang memulai.

kami teman selamanya.

itu perjanjian kami..
karena aku tahu,
tanpa ada batasan itu, aku akan semakin mendekat padanya.
kami teman.
teman tak boleh ada rasa cinta melebihi kata teman.

aku tak tahu apa yang kutemukan padanya
tak tahu apa pantas ini aku rasakan
tak tahu apa bisa rasa ini berkembang lebih jauh lagi
apa semua bisa menerima ini?

hhh,,, lingkungan pertemanan kami membuat semua makin rumit.
aku tahu dia akan ada unutukku
aku tahu dia tempat aku bercerita saat aku sendiri bahkan gak mau menghadapi masalah ini.

aku bahkan gak tahu apa dia mengalami hal yang sama dengn apa yang aku rasakan.
sekali saja dia membuat aku merasa 'ada' untuknya..
seketika itu pula dia membuat aku 'hilang' dari harinya.

ya, beberapa luka penolakan halus yang kubaca membuat aku belajar dan cukup mengerti.
bahwa memang seharusnya seperti ini hubungan kami.
pertemanan.
tetapi, adakalanya..
dia membuat batas teman itu terlihat bias..membaur antara sayang dan cinta
dan seketika..lagi-lagi dia menutup pintu itu rapat untukku..

ya..karena perjanjian itu memang tempat cocok untuk aku berdiri.berdiri di dalam garis dan tak akan melangkah keluar.

mungkin, memang cukup untuk ku simpan saja rasa senang itu
rasa nyaman itu
rasa malu yang terasa di pipiku
uuhhh,,
kami teman..
kumohon..jangan keluar dari batasan itu..
bantu aku...

Rabu, 23 Juni 2010

hujan

hujan..

December 12th 2009

meminta hujan datang..bukan badai..bukan pula kemarau kering yang panjang..
cukup hujan yang bisa membasuh luka ini dan membawanya pergi...
berkali-kali nyoba untuk menghapus luka seperti ini..tapi rasa sakitnya terlalu ku hapal sampai takut lagi untuk mecicipi rasanya..

kenapa lagi-lagi harus kugunakan dia?

pertanyaan yang selalu saja terlontar dan terjawab dengan keegoisanku "karna kubutuh dia"

aku bukan wanita itu..
kenapa sulit kurasa untuk menjadi dia?
yang tidak perduli apa kata orang,
asalkan itu tak merugikannya?
cukup egoiskah aku untuk bisa menjadi dirinya?
tidak..kugelengkan kepalaku sekuat hati
jawaban pendek itu menghapus pertanyaan ku..

kali ini memang harus kutamatkan rasa ku padanya..tak mungkin juga rasanya kubiarkan diriku berada di posisi wanita itu.. merenggut apa yang perempuan itu punya, membenamkan kuku dalam-dalam ke tempat dia merasakan biru, merah muda, hitam, abu-abu, putih...

maaf,,biarkan saja lelaki itu, tempat aku selalu berlari mencari penghargaan diri, dengan asumsi2nya sendiri menghapus aku dan tetap berada di sisi perempuan itu..
itu tempat yang layak untuknya,
karana perempuan itu memang bisa memberinya penghargaan yang selalu saja ku koyak gemas..
aku bukan wanita itu, yang sanggup menarik lelaki itu dari perempuan itu..

tindakan kriminaal

Ini adalah bentuk dari pose-pose kelegaan setelah tindakan kriminal utama telah selesai dijalankan..berhasil menemukan recommended place wat hunting makanan di pinggir jalan.
tempatnya di deket pasar anyar, sebelah LP itu.

cerita panjangnya bagaimana kami bisa menemukan tempat itu??
sejarah bermula dari ditentukannya misi 1 oleh Bos Okta dan Bos Loisa..

misi 1: ke pasar anyar ambil barang dagangan
bos : okta dan loisa
follower: anggun

Hasil misi 1: barang2 dagangan telah dieksekusi (masuk ke dalam tas lolo yang besar). Penyalahgunaan kekuasaan dilakukan oleh Okta dan Loisa karena menyebabkan Anggun terjerumus ke dalam belokan maut yang menarik mata dengan memamerkan spanduk kortingan besar-besaran.

DISKON!!! 50% OFF THEN 50% OFF (AGAIN!!)

Kebayang gimana kalapnya Bos-bos besar itu..ditambah telepon dari Bokap yang menambahkan uang saku mingguan ke rekening ku...
Mata tak lagi bisa menahan dahaga..hahahaha
nggak juga sih sebenernya, ada aja kebetulan sepatu yang pas dengan ukuran ku, 35-36, dan kebetulan juga diskonnya mencapai harga akhir 35K..wawhh!!! orang waras juga ga akan bisa nolak..

Bukti-bukti kejahatan kami...


agak miris memang...
tidak!!!
diralat!!
it was so fun!! hahahaha
thank you girls!!

feeling blue

Killing time..

Aku sempat meringis geli mendengar frase itu meluncur licin dari mulut temanku. Teman yang hampir setiap weekend dihabiskan sendirian di kosnya. Selalu ditinggal aku dan teman ku pulang ke rumah, rumah kami berada di Tangerang Selatan dan Bekasi atau tidak bisa bersama menghabiskan kebosanan kami, dia juga jarang sekali merasakan indahnya malam mingguan dengan pacarnya. Bisa dibilang, pacarnya sangat menghargai quantity time with family daripada dengannya. Bola pingpong dioper? Ya, situasi sang pacar dan keluarganya kurang lebih begitu. Kalau pacarnya yang tidak pulang ke rumahnya, orangtuanya –baca: mamanya- yang akan mengunjungi kontrakannya. Hanya untuk menemui anak lelaki satu-satunya itu.

Jadi, tinggallah temanku itu membunuh sepinya. Entah dengan melahap habis novel-novel atau buku-buku dahaga jiwa, sekedar creambath atau luluran di salon, hotspot­-an di kampus atau perpustakaan pusat, berorganisasi ria, bahkan mengirim sms-sms garing pada ku dan satu teman dengan kata-kata:

“Lagi apa Buk?”

“Bete sendirian nih...sepinyaa..”

atau

“Huwaaa...pengen nangis rasanya, kayak gak punya cowok aja nih gw!”

Killing time..

Belakangan ini pun, sekitar seminggu terakhir aku menggunakan frasa itu, kubenamkan dalam-dalam dan kuhayati maknanya. Aku sudah mendaftarkan diri di tempat peminjaman komik dan novel, yang dulunya saat meminjam aku memilih menggunakan akun pacarku kala itu. Sempat malu karena ketahuan Ibu penjaga, karena beliau hapal nomor dan nama, bahkan wajah pacarku itu. Ralat. Saat ketangkap basah menggunakan akun dia, kami sudah resmi berpisah. Legal terdaftar dengan nomor anggota 5937 yang berulang kali sempat salah mengucap, aku akhirnya lebih sering menghabiskan uang saku mingguanku untuk meminjam novel dan komik. Mulanya sekian komik, satu novel. Berikutnya sedikit komik, satu novel. Esoknya satu novel. Esoknya lagi tiga novel. Berturut-turut kutamatkan The Nanny Diaries, The X-Files, Eclipse, Breaking Dawn, terakhir tadi tepat pukul 10.00 pm Club Camilan terletak di samping bantalku, yang artinya telah selesai kubaca. Ada dua novel lagi sebenarnya. Sangat menggoda untuk dicicipi rasanya. Pintu Terlarang dan All American Girl. Tetapi setelah ‘kuintip’ jalan ceritanya..aaah..aku kecewa..tak menarik hasratku dan rasa ingin tahu yang tak putus-putusnya saat melakukannya. Membosankan, pikirku pendek.

Dia, Perahu Kertas adalah dua novel yang dipinjamkan teman killing time-ku untuk kuhabiskan juga. Tampaknya dia tahu aku sedang haus buaian mimpi dan imajinasi penulis-penulis novel itu. Entah untuk apa. Yah, sekedar killing time. Jujur saja. Dua novel yang dipinjamkan temanku itu berhasil memporak-porandakan perasaan yang sekian waktu, paling tidak empat bulan, telah yakin ku tata rapi. Tak terusik. Tak menyakiti. Aman dengan pagar beton yang kubangun tinggi berfondasi tawa dan candaku sejauh ini. Kosong. Nihil. Sperti cerita bagaimana Denia menghapus cinta sebegitu besar terhadap Janu, sepupu jauhnya. Melepasnya untuk menemui cinta lain yang ternyata baru Janu menyadari bahwa dia juga mencintai Denia sama besarnya justru disaat terakhri fase Dejanufikasi yang dilakoni Denia. Cerita bagaimana Denia menemukan sosok Saka yang membangunkannya dari derita yang ia pendam seorang diri. Tanpa disadari Denia justru jatuh hati pada Saka dengan segala keketusan kata-kata dan senyum manisnya, tentu saja. Hummmm...

Hampa. Pilu. Seperti cerita bagaimana Keenan dan Kugy saling menghindar satu sama lain. Ojos yang terluka karena Kugy. Wanda akibat ketidaktegasan Keenan pada perasaannya sendiri. Remi karena Kugy mengira dialah pangeran kehidupan nyatanya yang sangatlah sempurna. Lohde tempat hati bisa berteduh dengan ketulusan kasih dan sayangnya, semurni senyumnya yang selalu ada untuk Keenan. Tetapi harus meminta Keenan pergi darinya karena ‘tempat’ Keenan bukanlah dengannya. Keenan dan Kugy pada akhirnya, mengakhiri kegiatan saling mengacuhkan dan bersembunyi dalam kedok Radar Neptunus dengan meninggalkan luka pada banyak orang.

Tercekat. Aku menahan nafas. Perasaanku berdenyit perih.

Aku begitu hapal rasa sakitnya sehingga takut untuk merasakannya atau memulainya lagi.

Kalimat hati bukan untuk memilih, tetapi dipilih oleh cinta lagi-lagi menghujamkan perih pada luka yang belum menutup ini. Seakan ditebar garam dan irisan jeruk lemon di atasnya, aku terdiam. Menahan sakit. Aku tidak bisa bercerita pada siapapun. Selain kata-kata “Katakan pada Okta, Perahu Kertas bikin pendirian gw goyah!”, temanku bertanya-tanya. Aku enggan menjawab. Aku tahu persis tanggapannya akan seperti apa.

Club Camilan. Novel yang ada karena cerita tiga sahabat lesbian di blognya. Bukan karena pro dan kontra mengenai orientasi seks mereka yang lain dari ‘biasa’nya yang menarik perhatianku, melainkan pada penekanan emosi yang disampaikan melalui kata-kata itu. Sedikit kuperoleh keberanian berdiri menghadapi luka dan perih dari Nies. Kupelajari kepalsuan untuk kebahagiaan publik dari Bee. Kupelajari kisah-kisah masa lalu dan kegamangan menetapkan pilihan pada Donna. Donna cukup berani mengurai masalahnya satu persatu, hal yang akan butuh waktu kesadaran lama untuk aku lakukan. Lagi-lagi, cinta.

Siapakah aku dalam novel-novel itu? Pertanyaan itu membayangiku. Ku analisa singkat. Bella Swan kah? Kugy kah? Lohde kah? Denia kah? Nies kah? Donna kah? Kutepis cepat dua tokoh terakhir dari benakku segera. Bergeleng-geleng kepala dan sempat mebelalakkan mata karena terkejut oleh pikiranku sendiri yang sangat menakjubkan itu. Aku memang sering kali dilukai lelaki dan cowok-cowok brengsek di luar sana. But, i’m still straight. Tak dipungkiri memang, apa yang tokoh-tokoh Club Camilan rasakan, masalah yang mengitari mereka, yang memberiku pelajaran ini itu, cukup menyatu dengan pikiran sadarku.

Sekejap pikiranku melayang ke kehidupan kampus. Lelah menggerogoti tubuhku. Ancang-ancang mewakili angkatan tanding voli tadi sore, walau akhirnya menang, aku dikeluarkan dari lapangan setelah dua kali gagal membalikkan serivis dan satu kali gagal melakukan servis. Catatan: bahkan bola voli itu tidak sanggup melintasi net yang menjulang tinggi itu. Aku tidak melebih-lebihkan. Memang masih awam sekali sih. Teriakan satu temanku yang benar-benar membuat aku minder

“Awas! Kalo ga bisa, gw jadiin rica-rica lw!”.

Beuh, berharap tidak bertemu dengannya usai pertandingan. Walaupun dia hanya bercanda, aku bisa membayangkan bagaimana dia dan teman-temanya sibuk mengomentari ketidakbecusanku di lapangan. Ditambah kehadiran Miss perfect binti jutek dengan topeng pintarnya itu. Grrr. Sebal.

Kemudian pikiranku melanglang buana kembali. Malah bisa dibilang berandai-andai. Kalau saja ada orang yang bisa kutemukan dan ada untukku melepas lelah dan cerita, orang itu pasti....aaaarggghh!!!! Dia! Dia! Satu nama itu menyontakku kuat dan mengembalikan kesadaranku. Air mata turun tanpa aba-aba. Seakan hendak menuju pusat rasa sakit dan membawanya pergi.

Aku begitu hapal rasa sakitnya sehingga takut untuk merasakannya atau memulainya lagi.

Rutinitas menangis ini bukan kesukaanku. Banyak teman mengatakan akulah si Termehek-mehek. Tak keberatan kalau mereka memandangku seperti itu. Masalahnya, tak kutemukan lagi topeng selain canda dan tawa yang sering dinilai over itu untuk meredam sakit ini. Ketika topeng itu terjatuh karena tali atau tangan penahannya tak sanggup menyangganya lagi, tangispun membuncah. Sepuas hati merasa lega setelahnya. Aku yakin, bukan aku seorang yang merasakannya, kok. Seratus persen.

Ya, bak pemutaran film perdana yang sudah usang karena berulang kali diputar, lambat-lambat masih kuingat kenangan-kenangan itu bersamaan tangisku. Saat aku memutuskan untuk benar-benar jatuh cinta padanya. Aih, cinta! Padanyalah aku mengucapkan kata cinta. Hah! Hanya tiga kali terhitung aku bisa mengucapkan kata “ Aku sayang kamu” dihadapannya langsung. Entahlah, aku bukan tipe orang yang bisa mengatakan kata sayang semudah aku minta jajan pada ibuku ketika aku masih kecil. Tetapi sayangnya, keputusanku untuk mencintainya hilang tergantikan luka yang tak kunjung sembuh. Mimpi menjalin hubungan tanpa cacat adalah hal yang benar-benar mustahil untuk hubungan kami kala itu. Apa pun. Apa pun aku lakukan. Menjadi musuh publik pun tak apa. Jungkir balik bangun pagi-pagi, klontang-klonteng di dapur menyempatkan diri membuatkannya sarapan sebelum aku memimpin rapat ospek hingga mengantarkan sarapan itu ke kosnya, kulakukan! Merendahkan diriku sendiri! Geli dan jijik, malu dan marah, jika aku mengingat betapa bodohnya aku dulu, dibutakan cinta yang sebegitu besar. Cinta yang tak bisa ia ambil sedikitpun untuk dibalasnya.

Marah dan kecewa yang hingga sekarang takkan tergantikan. Ucapan “Aku gak tahu sayang sama kamu setulus sayangmu ke aku apa nggak”, benar-benar telah meluluhlantakkan sistem pertahanan yang kubangun di bawah sadarku itu. Mati-matian aku menutup mata, hati, telinga dari banyak omongan tentangnya saat ia ada di luar jangkauanku tanpa mempersiapkan diri menghadapi realitas pahit ini. Hah! Habis-habisan aku menghambakan diriku padanya. Bisa kubayangkan bagaimana puasnya dia mendapatkan aku yang bisa dengan mudah dia manfaatkan. Kata andalannya “Aku gak pernah minta kamu melakukan ini padaku. Kamu yang mau”. Tamat. Habis riwayatku. Mati hatiku. Sial.

Empat bulan aku melarikan diri. Menghindari mata-mata dengan tatapan belas kasihan karena ceritaku sudah menjadi konsumsi publik. Mengingat aku pernah kalap seperti orang gila, kelepasan emosi di depan fakultas. Ditonton teman-teman rapat acara dan biang-biang ember. Huh! Malunya aku. Serasa tidak punya muka. Namun, semua sakit hati dan luka itu ternyata belum sepenuhnya menghapus rindu dan sayangku yang bersisa untuknya. Sepertinya hal ini yang menghalangi aku untuk menjalin hubungan dengan siapapun. Alasan ketika ditanya oleh mereka? “Masih mau fokus ke skripsi dulu.”, tandasku singkat.

Terlibat jauh dalam dua hubungan tanpa status yang menorehkan luka dan menghapus pengharapanku setelahnya, sukses besar menempatkan aku di posisi:

Biarkan Cinta Memilihmu, Persiapkan Saja Hatimu untuk Kehadirannya yang Tiba-tiba.

Dan, disinilah aku. Pukul 00:10 am. Duduk di depan komputer. Insomnia setelah menangis sambil menatap cermin. Percaya atau tidak, itulah ritualku. Haha. Menangis sambil berkaca. Aku jadi bisa melihat ekspresi jelekku saat menangis, melihat ekspresi terlukanya yang memilukan sehingga aku bisa menguatkan hati dan diriku, menyemangati bagian-bagian yang masih kuat berjalan di atas kata KENYATAAN untuk terus maju dan tidak berada pada tempat dan luka yang sama. Kantuk belum menyerang. Sama seperti malam yang masih malas turun dari singgasananya. Kucari flashdisc-ku. Kukopi ketikan ini. Besok pagi-pagi setelah subuh, setelah packing untuk mempersiapkan penghabisan waktu di rumah, akan ku paste cerita ini. Ku publish apa yang tak bisa kuceritakan tapi aku ingin ada yang mendengarkan. Haa. Tak sabar menunggu esok. Mudah-mudahan tidak kesiangan. Tak tahan panasnya perjalanan dengan angkot dari Bogor ke Parung, Parung ke Pamulang. Fiuuuh. Saatnya tidur.

Killing time yang melegakan.

Ku klik ikon Shutdown.

Perlahan beranjak mendekati peraduan. Kupejamkan mata sambil berharap...

Semoga besok lebih indah dari hari ini. Amin.

kos kos

April 26th 2010, 08.30 pm

Wisma Intan.

Wew!

Begitulah kesan pertama kepindahanku ke sini setahun yang lalu. Kenapa? Yaaaa, jarak kos menuju peradaban kampus lumayan jauh. Akan tetapi aku pikir tak apa selama masih ada ojek pribadi saya (dulu: pacar). Itu alasan pertama. Kedua, biaya sewa kamar lumayan murah kalau berhitang-hitung air dan listrik yang memang tidak usah bayar lagi. Ketiga, jauh lebih bersih dibandingkan kos terdahulu. Bayangin aja! Kos-kosan lamaku, hewan yang bernama tikus udah kayak kucing peliharaan orang-orang! Berkeliaran di sana-sini, malam-malam ngobrak-ngabrik isi tong sampah depan kamar. Alhasil, tempat sampah di pagi hari sudah tergeletak berantakan tidak karuan, baik rupa maupun baunya. Tambahan lagi nih, biar kamu-kamu yang baca makin kebayang gimana keadaan kos ku yang dulu, kamar mandi satu gedung dua lantai yang beroperasi dan layak pakai hanya 3 untuk total kira-kira 36 kamar! Airnya kadang butek, pernah hijau kecokelatan dan terkadang stok di penampungan habis di jam-jam danger mepet kuliah. Buwaaah!! Listrik yang naik melulu tagihannya (padahal fixed cost), ditambah...alasan terakhir yang ngebuat aku nggak betah: temen-temen cowok ku dijutekkin semua kalo main ke kos walaupun belum jam malam. Bahkan, aku nggak dibukain pagar kalau pulang lewat pukul 23.00, sedangkan kakak dan teman-temanku yang lain masih diperkenankan. Sedihnya..(meratapi ketidakberuntungan).. Hhaaaah!! sudah-sudah, hapus pikiran itu! Kembali ke topik perbincangan (halah, bahasamu gayaaa!!)

Kalo belum kebayang juga gimana Wisma Intan baik bentuk, lokasi, dan warnanya, i’ll tell u! Lokasinya sendiri ada di dekat gedung BULOG Dramaga, Bogor. Jarak tempuhnya sulit dijelaskan, jadi akan ku beritahu ancer-ancernya aja deh. Wisma Intan dapat dicapai kalau aku sudah melewati satu kos an, satu pesantren, satu asrama mahasiswa daerah, 4 sawah, 1 sungai, 1 jembatan (pastilah, emang aku nyebrang pake’ apa??), dan 2-3 rumah penduduk..Tadaaaa!!!! Nampaklah pada akhirnya Saudara-Saudara (jreng..jreng..!!) sebuah bangunan dua tingkat dengan warna cat kos an seperti kue lapis legit atau bolu yang dijual per potong dalam kemasan plastik itu, hehehehe. Indah bukan? (Stop! Aku tahu yang kamu-kamu bayangin itu kuenya!). Kalau pagi tiba, kamu bisa mendengar ayam berkokok, bunyi gemericik air sungai, dan udara yang sangat sejuk. Bahkan, aku masih bisa menemukan kunang-kunang! Sekedar kamu tahu, kunang-kunang itu dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur kebersihan air di suatu wilayah lho. Jadi, semakin bersih air di tempat itu, semakin banyak kunang-kunang yang ditemukan di sekitarnya. Sudah terbayang dong tempatnya? Sangat dianjurkan kamu tidak ngebayangin pegel dan besarnya betis aku karena jalan kaki pulang pergi dari kos-jalan raya. Huehuehue..

Kesimpulannya sih, buat aku, kosan yang sekarang top markotop deh! Ada beberapa alasan lagi sebenarnya yang ngebikin aku seneng di sini. Tapi ada waktu untuk bercerita. Jadi, tenang saja bapak-bapak dan ibu-ibu ^^

Nah, menariknya lagi adalah penghuni kos an. Hee, sangat bervariasi. Tinggal pilih, made in java? Made in sumatra? Made in bandung? Made in parung? Atau made in bogor? (bruk brak bruk gedubraak!! –efek suara timpukan buku dan bantal dari temen-temen kos-). Ampuuuuuun Maa’eeeee!

Memangnya aku terlihat seperti tante2 jualan apa??...

*emangnya kami2 ini sperti orang yang kamu jual apa??-jerit hati temen2 kos*

ya sudah, sebelum diprotes lebih banyak lagi, aku sudahi dulu aja, hitung-hitung, 1 dosa tiap hari di hapus pake solat 5 kali...naah, besok baru bikin dosa lagi..hahaha (ini sih namanya niaaat!!!!)