Kamis, 24 Juni 2010

surat cinta #4

dear kk,,
feeling aku gak bagus bnget malem ni.
pas ku tanya "ada yang mau kk ceritain gak?"
karena aku ngerasa, kk ngebawa berita buruk wat hubungan kita.
aku takut ka, tapi aku juga berharap ketakutanku menjadi kenyataan..setengah tapi.

aku lagi di posisi ragu untuk maju atau mundur..
aku ragu menentukan langkah, apakah aku di dalam, atau di luar ??
aku sayang kamu

kamu ada untukku saat ini.
kamu bisa ngebuat aku lupa hal2 yang lalu..dan tentu saja..kamu bukan penghapus ka.
haha

tapi kamu yang ngisi hati ku sekaran..
aku cuma pengen kamu tahu,
seperti apa pun yang terjadi sebulan ini tanpa kamu di sisi aku menemani,,
janji ku masih kupegang erat..dan kamu masih bisa mempercayai aku..

aku nunggu kamu di sini..
di Bogor,,kota hujan pengirim banjir ke jakarta.
selamat malam kk,,
nice sleep tonight..
kutitipkan salam sayang dari Pamulang..
mudah2an cepat sampai ke rumahmu di Medan (sana lagi)..

surat cinta #3

dear wie,,
baru aja aku buka2 facebook-ku.
aku liat upload-an foto ka nina di page-ku..
f-r-i-e-n-d-s albumnya..
menggigit sangat rasa sakitnya..
aku belum bisa melepasmu ternyta..
separuh hati ini masih milik kamu..berat ku akui tapi nyata adanya..
aku ma kamu aja pas pacaran cuma sekali foto berdua,,itu jug kepepet,,
2x sebelum itu pas kita jalan2 ke curug ma di belakang fkh..

aku sakit hati liat kamu ma dia..foto bareng..tersenyum senang, mata kamu nunjukkin kebahagiaan sangat..aku masih berharap kalo yang di samping kamu itu aku.
walau aku di cap ga waras ma temen2ku,,tapi aku pengen kamu tahu itu..

hhhh..
kenapa ya aku wie?
aku tahu menyayangimu cuma menyakiti hati aku..
tapi kenapa aku gak bisa ngindarin ini wie?
kamu aja gak mikirin aku!
kenapa aku masih terjebak di kamu?
aku gak suka ini wie,
aku gak suka situasi ini..

aku pengen kamu!
gak bisa..ga bisa ga ada kamu
kamu yang paling tahu apa maksudku tu
tapi kamu tetep ninggalin aku
tega kamu wie,,

tapi sikap jahatnya kamu ke aku tu gak ngebunuh sayang itu!!!
aku cuma bisa pura2 gak tahu..
pura2 gak ngerasa itu
tapi perihnya..
sakitnya..
gak bia dibohongin..
wie,,masih adakah aku di hati kamu?


aku juga pengen bahagia wie..tunjukkan caranya...kumohon,,bawa ingatan ini pergi jauh dari aku...
aku berharap..besok pas aku bangun..
ingatan tentang kamu, juga rasa sayang ini..menguap begitu saja..

'kutitipkan, kuselipkan perih ini pada lelah di penghujung hari. kan kuletakkan di sana, tersapu waktu dan terbawa ntah kemana. dan akan ku berikan tempat itu sepenuhnya, untuk ceria yang menungguku pagi ini'

surat cinta #2

dear wie,,
hari ini aku inget kamu.
hari ini aku inget gimana aku bisa sayang kamu.
dan aku juga inget gimana kamu ngebuang rasa sayang aku.

kemarin2, aku bilang..aku gak rela ngelihat kamu bahagia.
aku bilang kamu bakal ngerasa yang lebih parah dari aku.

tapi, hari ini aku tahu,
aku ingat,
awal aku sayang kamu..
aku memutuskan untuk menyayangi kamu karena kamu mirip dia..
cara kamu tertawa..
memperlakukan aku,
menghiburku,
dan saat itu kamu ada ketika dia pergi..kamu mengisi kekosongan itu dengan cara yang begitu tepat..
hingga akhirnya aku melihat kamu sebagai wie..bukan dia..

aku pengen memiliki kamu, gak mau kehilangan kamu..
karena aku gak bisa memiliki dia.
aku gak mau kehilangan kamu dengan cara yang sama saat aku kehlangang dia.
dan aku bisa gila karena itu.
hampir gila saat itu.

tapi aku tahu.
di saat kamu bersama ku
bukan aku yng ada di matamu, di hatimu, juga di pikiranmu.
kamu tidak bersamaku bahaknsaat kamu disampingku.
aku gak mau itu terjadi,
walau aku udah nyakitin diri aku sendiri, tapi aku gak mau kamu merasakan luka yang sama.
baru aku sadar, kamu membuat aku kembali sayang sama kamu.

ku pengen kamu bahagia. tamparan terakhirku malam itu,
bentuk penyesalanku yang menahan kamu terlalu lama bersamaku.

terkadang, sekarang aku inget kamu,
menyesal?
sedikit..
tapi aku tahu kamu bahagia...
dan karena itu pula..
rasa sayangku berada pada tempat yang tepat untukkamu..
luv u, wie...
maaf untuk semuanya..

surat cinta #1

dear moka,
hahaa,,ekspresi kamu pasti langsung aneh ngeliat ini. moka..moka..
maafin aku ya,
masih ada di antara kalian. bukan mauku. tapi aku butuh kamu.
apa kamu ngerasa begitu?
aku tahu, kita gak mungkin bareng-bareng
4 tahun bukan waktu yang singkat untuk dilupain..
saat aku jauh, kamu datang..saat kamu jauh, aku yang datang.
aku minta maaf juga wat perempuan itu.
aku tahu bagaimana menjadi dirinya.
tapi aku butuh kamu.
kamu yang akan selalu ada wat aku.
selalu kamu, moka.
walaupun untuk jemput aku ke bogor, untuk ngebenerin komputer aku yang selalu rusak.
kayaknya gara2 itu, kamu udah jadi tukang service komputer pribadiku, hehehe
aku gak pernah lupa kata2 kamu..
"aku sayang kamu, akan selalu berusaha ada saat kamu butuh aku."
hubungan seperti ini, udah nyakitin banyak orang, moka.
sadarkan kamu?
berapa pacar aku, berapa pacar aku yang kenal kamu dan aku?
hampir semua!!
dear moka,
udah saatnya kita harus move on.
kita gak boleh ada di lingkaran ini.
kita harus bisa menjauh.
aku tahu kita dah pernah nyoba.
kita coba lagi
100x lebih kuat
1000x lebih kuat
10000x lebih kuat..
terus..gandakan kekuatan itu.
aku sayang kamu.
kamu memang tak terganti
tapi kita gak bisa memiliki.
ini udah jalan kita. moka.
udah jalan kita adanya.


kulepas kamu hari ini..
semoga kamu bahagia..dan aku pun begitu.
bye lupin..

platonik..

aku gak mau jadi kugy atau keenan..
tapi tak kupungkiri, ketertarikan itu ada.
perjanjian itu ada karena aku yang memulai.

kami teman selamanya.

itu perjanjian kami..
karena aku tahu,
tanpa ada batasan itu, aku akan semakin mendekat padanya.
kami teman.
teman tak boleh ada rasa cinta melebihi kata teman.

aku tak tahu apa yang kutemukan padanya
tak tahu apa pantas ini aku rasakan
tak tahu apa bisa rasa ini berkembang lebih jauh lagi
apa semua bisa menerima ini?

hhh,,, lingkungan pertemanan kami membuat semua makin rumit.
aku tahu dia akan ada unutukku
aku tahu dia tempat aku bercerita saat aku sendiri bahkan gak mau menghadapi masalah ini.

aku bahkan gak tahu apa dia mengalami hal yang sama dengn apa yang aku rasakan.
sekali saja dia membuat aku merasa 'ada' untuknya..
seketika itu pula dia membuat aku 'hilang' dari harinya.

ya, beberapa luka penolakan halus yang kubaca membuat aku belajar dan cukup mengerti.
bahwa memang seharusnya seperti ini hubungan kami.
pertemanan.
tetapi, adakalanya..
dia membuat batas teman itu terlihat bias..membaur antara sayang dan cinta
dan seketika..lagi-lagi dia menutup pintu itu rapat untukku..

ya..karena perjanjian itu memang tempat cocok untuk aku berdiri.berdiri di dalam garis dan tak akan melangkah keluar.

mungkin, memang cukup untuk ku simpan saja rasa senang itu
rasa nyaman itu
rasa malu yang terasa di pipiku
uuhhh,,
kami teman..
kumohon..jangan keluar dari batasan itu..
bantu aku...

Rabu, 23 Juni 2010

hujan

hujan..

December 12th 2009

meminta hujan datang..bukan badai..bukan pula kemarau kering yang panjang..
cukup hujan yang bisa membasuh luka ini dan membawanya pergi...
berkali-kali nyoba untuk menghapus luka seperti ini..tapi rasa sakitnya terlalu ku hapal sampai takut lagi untuk mecicipi rasanya..

kenapa lagi-lagi harus kugunakan dia?

pertanyaan yang selalu saja terlontar dan terjawab dengan keegoisanku "karna kubutuh dia"

aku bukan wanita itu..
kenapa sulit kurasa untuk menjadi dia?
yang tidak perduli apa kata orang,
asalkan itu tak merugikannya?
cukup egoiskah aku untuk bisa menjadi dirinya?
tidak..kugelengkan kepalaku sekuat hati
jawaban pendek itu menghapus pertanyaan ku..

kali ini memang harus kutamatkan rasa ku padanya..tak mungkin juga rasanya kubiarkan diriku berada di posisi wanita itu.. merenggut apa yang perempuan itu punya, membenamkan kuku dalam-dalam ke tempat dia merasakan biru, merah muda, hitam, abu-abu, putih...

maaf,,biarkan saja lelaki itu, tempat aku selalu berlari mencari penghargaan diri, dengan asumsi2nya sendiri menghapus aku dan tetap berada di sisi perempuan itu..
itu tempat yang layak untuknya,
karana perempuan itu memang bisa memberinya penghargaan yang selalu saja ku koyak gemas..
aku bukan wanita itu, yang sanggup menarik lelaki itu dari perempuan itu..

tindakan kriminaal

Ini adalah bentuk dari pose-pose kelegaan setelah tindakan kriminal utama telah selesai dijalankan..berhasil menemukan recommended place wat hunting makanan di pinggir jalan.
tempatnya di deket pasar anyar, sebelah LP itu.

cerita panjangnya bagaimana kami bisa menemukan tempat itu??
sejarah bermula dari ditentukannya misi 1 oleh Bos Okta dan Bos Loisa..

misi 1: ke pasar anyar ambil barang dagangan
bos : okta dan loisa
follower: anggun

Hasil misi 1: barang2 dagangan telah dieksekusi (masuk ke dalam tas lolo yang besar). Penyalahgunaan kekuasaan dilakukan oleh Okta dan Loisa karena menyebabkan Anggun terjerumus ke dalam belokan maut yang menarik mata dengan memamerkan spanduk kortingan besar-besaran.

DISKON!!! 50% OFF THEN 50% OFF (AGAIN!!)

Kebayang gimana kalapnya Bos-bos besar itu..ditambah telepon dari Bokap yang menambahkan uang saku mingguan ke rekening ku...
Mata tak lagi bisa menahan dahaga..hahahaha
nggak juga sih sebenernya, ada aja kebetulan sepatu yang pas dengan ukuran ku, 35-36, dan kebetulan juga diskonnya mencapai harga akhir 35K..wawhh!!! orang waras juga ga akan bisa nolak..

Bukti-bukti kejahatan kami...


agak miris memang...
tidak!!!
diralat!!
it was so fun!! hahahaha
thank you girls!!

feeling blue

Killing time..

Aku sempat meringis geli mendengar frase itu meluncur licin dari mulut temanku. Teman yang hampir setiap weekend dihabiskan sendirian di kosnya. Selalu ditinggal aku dan teman ku pulang ke rumah, rumah kami berada di Tangerang Selatan dan Bekasi atau tidak bisa bersama menghabiskan kebosanan kami, dia juga jarang sekali merasakan indahnya malam mingguan dengan pacarnya. Bisa dibilang, pacarnya sangat menghargai quantity time with family daripada dengannya. Bola pingpong dioper? Ya, situasi sang pacar dan keluarganya kurang lebih begitu. Kalau pacarnya yang tidak pulang ke rumahnya, orangtuanya –baca: mamanya- yang akan mengunjungi kontrakannya. Hanya untuk menemui anak lelaki satu-satunya itu.

Jadi, tinggallah temanku itu membunuh sepinya. Entah dengan melahap habis novel-novel atau buku-buku dahaga jiwa, sekedar creambath atau luluran di salon, hotspot­-an di kampus atau perpustakaan pusat, berorganisasi ria, bahkan mengirim sms-sms garing pada ku dan satu teman dengan kata-kata:

“Lagi apa Buk?”

“Bete sendirian nih...sepinyaa..”

atau

“Huwaaa...pengen nangis rasanya, kayak gak punya cowok aja nih gw!”

Killing time..

Belakangan ini pun, sekitar seminggu terakhir aku menggunakan frasa itu, kubenamkan dalam-dalam dan kuhayati maknanya. Aku sudah mendaftarkan diri di tempat peminjaman komik dan novel, yang dulunya saat meminjam aku memilih menggunakan akun pacarku kala itu. Sempat malu karena ketahuan Ibu penjaga, karena beliau hapal nomor dan nama, bahkan wajah pacarku itu. Ralat. Saat ketangkap basah menggunakan akun dia, kami sudah resmi berpisah. Legal terdaftar dengan nomor anggota 5937 yang berulang kali sempat salah mengucap, aku akhirnya lebih sering menghabiskan uang saku mingguanku untuk meminjam novel dan komik. Mulanya sekian komik, satu novel. Berikutnya sedikit komik, satu novel. Esoknya satu novel. Esoknya lagi tiga novel. Berturut-turut kutamatkan The Nanny Diaries, The X-Files, Eclipse, Breaking Dawn, terakhir tadi tepat pukul 10.00 pm Club Camilan terletak di samping bantalku, yang artinya telah selesai kubaca. Ada dua novel lagi sebenarnya. Sangat menggoda untuk dicicipi rasanya. Pintu Terlarang dan All American Girl. Tetapi setelah ‘kuintip’ jalan ceritanya..aaah..aku kecewa..tak menarik hasratku dan rasa ingin tahu yang tak putus-putusnya saat melakukannya. Membosankan, pikirku pendek.

Dia, Perahu Kertas adalah dua novel yang dipinjamkan teman killing time-ku untuk kuhabiskan juga. Tampaknya dia tahu aku sedang haus buaian mimpi dan imajinasi penulis-penulis novel itu. Entah untuk apa. Yah, sekedar killing time. Jujur saja. Dua novel yang dipinjamkan temanku itu berhasil memporak-porandakan perasaan yang sekian waktu, paling tidak empat bulan, telah yakin ku tata rapi. Tak terusik. Tak menyakiti. Aman dengan pagar beton yang kubangun tinggi berfondasi tawa dan candaku sejauh ini. Kosong. Nihil. Sperti cerita bagaimana Denia menghapus cinta sebegitu besar terhadap Janu, sepupu jauhnya. Melepasnya untuk menemui cinta lain yang ternyata baru Janu menyadari bahwa dia juga mencintai Denia sama besarnya justru disaat terakhri fase Dejanufikasi yang dilakoni Denia. Cerita bagaimana Denia menemukan sosok Saka yang membangunkannya dari derita yang ia pendam seorang diri. Tanpa disadari Denia justru jatuh hati pada Saka dengan segala keketusan kata-kata dan senyum manisnya, tentu saja. Hummmm...

Hampa. Pilu. Seperti cerita bagaimana Keenan dan Kugy saling menghindar satu sama lain. Ojos yang terluka karena Kugy. Wanda akibat ketidaktegasan Keenan pada perasaannya sendiri. Remi karena Kugy mengira dialah pangeran kehidupan nyatanya yang sangatlah sempurna. Lohde tempat hati bisa berteduh dengan ketulusan kasih dan sayangnya, semurni senyumnya yang selalu ada untuk Keenan. Tetapi harus meminta Keenan pergi darinya karena ‘tempat’ Keenan bukanlah dengannya. Keenan dan Kugy pada akhirnya, mengakhiri kegiatan saling mengacuhkan dan bersembunyi dalam kedok Radar Neptunus dengan meninggalkan luka pada banyak orang.

Tercekat. Aku menahan nafas. Perasaanku berdenyit perih.

Aku begitu hapal rasa sakitnya sehingga takut untuk merasakannya atau memulainya lagi.

Kalimat hati bukan untuk memilih, tetapi dipilih oleh cinta lagi-lagi menghujamkan perih pada luka yang belum menutup ini. Seakan ditebar garam dan irisan jeruk lemon di atasnya, aku terdiam. Menahan sakit. Aku tidak bisa bercerita pada siapapun. Selain kata-kata “Katakan pada Okta, Perahu Kertas bikin pendirian gw goyah!”, temanku bertanya-tanya. Aku enggan menjawab. Aku tahu persis tanggapannya akan seperti apa.

Club Camilan. Novel yang ada karena cerita tiga sahabat lesbian di blognya. Bukan karena pro dan kontra mengenai orientasi seks mereka yang lain dari ‘biasa’nya yang menarik perhatianku, melainkan pada penekanan emosi yang disampaikan melalui kata-kata itu. Sedikit kuperoleh keberanian berdiri menghadapi luka dan perih dari Nies. Kupelajari kepalsuan untuk kebahagiaan publik dari Bee. Kupelajari kisah-kisah masa lalu dan kegamangan menetapkan pilihan pada Donna. Donna cukup berani mengurai masalahnya satu persatu, hal yang akan butuh waktu kesadaran lama untuk aku lakukan. Lagi-lagi, cinta.

Siapakah aku dalam novel-novel itu? Pertanyaan itu membayangiku. Ku analisa singkat. Bella Swan kah? Kugy kah? Lohde kah? Denia kah? Nies kah? Donna kah? Kutepis cepat dua tokoh terakhir dari benakku segera. Bergeleng-geleng kepala dan sempat mebelalakkan mata karena terkejut oleh pikiranku sendiri yang sangat menakjubkan itu. Aku memang sering kali dilukai lelaki dan cowok-cowok brengsek di luar sana. But, i’m still straight. Tak dipungkiri memang, apa yang tokoh-tokoh Club Camilan rasakan, masalah yang mengitari mereka, yang memberiku pelajaran ini itu, cukup menyatu dengan pikiran sadarku.

Sekejap pikiranku melayang ke kehidupan kampus. Lelah menggerogoti tubuhku. Ancang-ancang mewakili angkatan tanding voli tadi sore, walau akhirnya menang, aku dikeluarkan dari lapangan setelah dua kali gagal membalikkan serivis dan satu kali gagal melakukan servis. Catatan: bahkan bola voli itu tidak sanggup melintasi net yang menjulang tinggi itu. Aku tidak melebih-lebihkan. Memang masih awam sekali sih. Teriakan satu temanku yang benar-benar membuat aku minder

“Awas! Kalo ga bisa, gw jadiin rica-rica lw!”.

Beuh, berharap tidak bertemu dengannya usai pertandingan. Walaupun dia hanya bercanda, aku bisa membayangkan bagaimana dia dan teman-temanya sibuk mengomentari ketidakbecusanku di lapangan. Ditambah kehadiran Miss perfect binti jutek dengan topeng pintarnya itu. Grrr. Sebal.

Kemudian pikiranku melanglang buana kembali. Malah bisa dibilang berandai-andai. Kalau saja ada orang yang bisa kutemukan dan ada untukku melepas lelah dan cerita, orang itu pasti....aaaarggghh!!!! Dia! Dia! Satu nama itu menyontakku kuat dan mengembalikan kesadaranku. Air mata turun tanpa aba-aba. Seakan hendak menuju pusat rasa sakit dan membawanya pergi.

Aku begitu hapal rasa sakitnya sehingga takut untuk merasakannya atau memulainya lagi.

Rutinitas menangis ini bukan kesukaanku. Banyak teman mengatakan akulah si Termehek-mehek. Tak keberatan kalau mereka memandangku seperti itu. Masalahnya, tak kutemukan lagi topeng selain canda dan tawa yang sering dinilai over itu untuk meredam sakit ini. Ketika topeng itu terjatuh karena tali atau tangan penahannya tak sanggup menyangganya lagi, tangispun membuncah. Sepuas hati merasa lega setelahnya. Aku yakin, bukan aku seorang yang merasakannya, kok. Seratus persen.

Ya, bak pemutaran film perdana yang sudah usang karena berulang kali diputar, lambat-lambat masih kuingat kenangan-kenangan itu bersamaan tangisku. Saat aku memutuskan untuk benar-benar jatuh cinta padanya. Aih, cinta! Padanyalah aku mengucapkan kata cinta. Hah! Hanya tiga kali terhitung aku bisa mengucapkan kata “ Aku sayang kamu” dihadapannya langsung. Entahlah, aku bukan tipe orang yang bisa mengatakan kata sayang semudah aku minta jajan pada ibuku ketika aku masih kecil. Tetapi sayangnya, keputusanku untuk mencintainya hilang tergantikan luka yang tak kunjung sembuh. Mimpi menjalin hubungan tanpa cacat adalah hal yang benar-benar mustahil untuk hubungan kami kala itu. Apa pun. Apa pun aku lakukan. Menjadi musuh publik pun tak apa. Jungkir balik bangun pagi-pagi, klontang-klonteng di dapur menyempatkan diri membuatkannya sarapan sebelum aku memimpin rapat ospek hingga mengantarkan sarapan itu ke kosnya, kulakukan! Merendahkan diriku sendiri! Geli dan jijik, malu dan marah, jika aku mengingat betapa bodohnya aku dulu, dibutakan cinta yang sebegitu besar. Cinta yang tak bisa ia ambil sedikitpun untuk dibalasnya.

Marah dan kecewa yang hingga sekarang takkan tergantikan. Ucapan “Aku gak tahu sayang sama kamu setulus sayangmu ke aku apa nggak”, benar-benar telah meluluhlantakkan sistem pertahanan yang kubangun di bawah sadarku itu. Mati-matian aku menutup mata, hati, telinga dari banyak omongan tentangnya saat ia ada di luar jangkauanku tanpa mempersiapkan diri menghadapi realitas pahit ini. Hah! Habis-habisan aku menghambakan diriku padanya. Bisa kubayangkan bagaimana puasnya dia mendapatkan aku yang bisa dengan mudah dia manfaatkan. Kata andalannya “Aku gak pernah minta kamu melakukan ini padaku. Kamu yang mau”. Tamat. Habis riwayatku. Mati hatiku. Sial.

Empat bulan aku melarikan diri. Menghindari mata-mata dengan tatapan belas kasihan karena ceritaku sudah menjadi konsumsi publik. Mengingat aku pernah kalap seperti orang gila, kelepasan emosi di depan fakultas. Ditonton teman-teman rapat acara dan biang-biang ember. Huh! Malunya aku. Serasa tidak punya muka. Namun, semua sakit hati dan luka itu ternyata belum sepenuhnya menghapus rindu dan sayangku yang bersisa untuknya. Sepertinya hal ini yang menghalangi aku untuk menjalin hubungan dengan siapapun. Alasan ketika ditanya oleh mereka? “Masih mau fokus ke skripsi dulu.”, tandasku singkat.

Terlibat jauh dalam dua hubungan tanpa status yang menorehkan luka dan menghapus pengharapanku setelahnya, sukses besar menempatkan aku di posisi:

Biarkan Cinta Memilihmu, Persiapkan Saja Hatimu untuk Kehadirannya yang Tiba-tiba.

Dan, disinilah aku. Pukul 00:10 am. Duduk di depan komputer. Insomnia setelah menangis sambil menatap cermin. Percaya atau tidak, itulah ritualku. Haha. Menangis sambil berkaca. Aku jadi bisa melihat ekspresi jelekku saat menangis, melihat ekspresi terlukanya yang memilukan sehingga aku bisa menguatkan hati dan diriku, menyemangati bagian-bagian yang masih kuat berjalan di atas kata KENYATAAN untuk terus maju dan tidak berada pada tempat dan luka yang sama. Kantuk belum menyerang. Sama seperti malam yang masih malas turun dari singgasananya. Kucari flashdisc-ku. Kukopi ketikan ini. Besok pagi-pagi setelah subuh, setelah packing untuk mempersiapkan penghabisan waktu di rumah, akan ku paste cerita ini. Ku publish apa yang tak bisa kuceritakan tapi aku ingin ada yang mendengarkan. Haa. Tak sabar menunggu esok. Mudah-mudahan tidak kesiangan. Tak tahan panasnya perjalanan dengan angkot dari Bogor ke Parung, Parung ke Pamulang. Fiuuuh. Saatnya tidur.

Killing time yang melegakan.

Ku klik ikon Shutdown.

Perlahan beranjak mendekati peraduan. Kupejamkan mata sambil berharap...

Semoga besok lebih indah dari hari ini. Amin.

kos kos

April 26th 2010, 08.30 pm

Wisma Intan.

Wew!

Begitulah kesan pertama kepindahanku ke sini setahun yang lalu. Kenapa? Yaaaa, jarak kos menuju peradaban kampus lumayan jauh. Akan tetapi aku pikir tak apa selama masih ada ojek pribadi saya (dulu: pacar). Itu alasan pertama. Kedua, biaya sewa kamar lumayan murah kalau berhitang-hitung air dan listrik yang memang tidak usah bayar lagi. Ketiga, jauh lebih bersih dibandingkan kos terdahulu. Bayangin aja! Kos-kosan lamaku, hewan yang bernama tikus udah kayak kucing peliharaan orang-orang! Berkeliaran di sana-sini, malam-malam ngobrak-ngabrik isi tong sampah depan kamar. Alhasil, tempat sampah di pagi hari sudah tergeletak berantakan tidak karuan, baik rupa maupun baunya. Tambahan lagi nih, biar kamu-kamu yang baca makin kebayang gimana keadaan kos ku yang dulu, kamar mandi satu gedung dua lantai yang beroperasi dan layak pakai hanya 3 untuk total kira-kira 36 kamar! Airnya kadang butek, pernah hijau kecokelatan dan terkadang stok di penampungan habis di jam-jam danger mepet kuliah. Buwaaah!! Listrik yang naik melulu tagihannya (padahal fixed cost), ditambah...alasan terakhir yang ngebuat aku nggak betah: temen-temen cowok ku dijutekkin semua kalo main ke kos walaupun belum jam malam. Bahkan, aku nggak dibukain pagar kalau pulang lewat pukul 23.00, sedangkan kakak dan teman-temanku yang lain masih diperkenankan. Sedihnya..(meratapi ketidakberuntungan).. Hhaaaah!! sudah-sudah, hapus pikiran itu! Kembali ke topik perbincangan (halah, bahasamu gayaaa!!)

Kalo belum kebayang juga gimana Wisma Intan baik bentuk, lokasi, dan warnanya, i’ll tell u! Lokasinya sendiri ada di dekat gedung BULOG Dramaga, Bogor. Jarak tempuhnya sulit dijelaskan, jadi akan ku beritahu ancer-ancernya aja deh. Wisma Intan dapat dicapai kalau aku sudah melewati satu kos an, satu pesantren, satu asrama mahasiswa daerah, 4 sawah, 1 sungai, 1 jembatan (pastilah, emang aku nyebrang pake’ apa??), dan 2-3 rumah penduduk..Tadaaaa!!!! Nampaklah pada akhirnya Saudara-Saudara (jreng..jreng..!!) sebuah bangunan dua tingkat dengan warna cat kos an seperti kue lapis legit atau bolu yang dijual per potong dalam kemasan plastik itu, hehehehe. Indah bukan? (Stop! Aku tahu yang kamu-kamu bayangin itu kuenya!). Kalau pagi tiba, kamu bisa mendengar ayam berkokok, bunyi gemericik air sungai, dan udara yang sangat sejuk. Bahkan, aku masih bisa menemukan kunang-kunang! Sekedar kamu tahu, kunang-kunang itu dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur kebersihan air di suatu wilayah lho. Jadi, semakin bersih air di tempat itu, semakin banyak kunang-kunang yang ditemukan di sekitarnya. Sudah terbayang dong tempatnya? Sangat dianjurkan kamu tidak ngebayangin pegel dan besarnya betis aku karena jalan kaki pulang pergi dari kos-jalan raya. Huehuehue..

Kesimpulannya sih, buat aku, kosan yang sekarang top markotop deh! Ada beberapa alasan lagi sebenarnya yang ngebikin aku seneng di sini. Tapi ada waktu untuk bercerita. Jadi, tenang saja bapak-bapak dan ibu-ibu ^^

Nah, menariknya lagi adalah penghuni kos an. Hee, sangat bervariasi. Tinggal pilih, made in java? Made in sumatra? Made in bandung? Made in parung? Atau made in bogor? (bruk brak bruk gedubraak!! –efek suara timpukan buku dan bantal dari temen-temen kos-). Ampuuuuuun Maa’eeeee!

Memangnya aku terlihat seperti tante2 jualan apa??...

*emangnya kami2 ini sperti orang yang kamu jual apa??-jerit hati temen2 kos*

ya sudah, sebelum diprotes lebih banyak lagi, aku sudahi dulu aja, hitung-hitung, 1 dosa tiap hari di hapus pake solat 5 kali...naah, besok baru bikin dosa lagi..hahaha (ini sih namanya niaaat!!!!)